Monday, May 14, 2018

MAKALAH PENGELUARAN NEGARA

Oleh Ari Krisdarmadi
MAKALAH PENGELUARAN NEGARA


BAB I
PENDAHULUAN
     A.    Latar Belakang
Era reformasi terus bergerak hingga hari ini, termasuk menyangkut pengelolaan keuangan negara. Terjadinya kebocoran keuangan negara yang jumlahnya bernilai triliunan rupiah, di tengah kondisi anggaran negara yang masih mengalami defisit cukup besar, merupakan sebuah tantangan yang harus kita jawab bersama. Kelemahan perundangan-undangan dalam bidang keuangan negara menjadi salah stu penyebab terjadinya bentuk penyimpangan dalam pengelolaannya.
Tantangan ini telah dijawab melalui langkah konkret dengan kehadiran Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang disahkan 9 Maret 2003, yang diharapkan dapat menjadi kerangka hukum yang kokoh dalam upaya mendorong terwujudnya tata cara pengelolaan keuangan negara yang bersih dari korupsi. Kehadiran undang-undang ini diharapkan dapat memberikan garis yang jelas dan tegas kepada pemerintah dalam mengatur keuangan dan aset negara.
Berdasarkan pengamatan dari negara-negara maju, disimpulkan bahwa dalam perekonomian suatu negara, pengeluaran pemerintah akan meningkat sejalan dengan peningkatan pendapatan perkapita negara tersebut. Di negara-negara maju, kegagalan pasar bisa saja terjadi, menimpa industri-industri tertentu dari negara tersebut. Kegagalan dari suatu industri dapat saja merembet ke industri lain yang saling terkait. Di sini diperlukan peran pemerintah untuk mengatur hubungan antara masyarakat, industri, hukum, pendidikan, dll.

    B.     Tujuan
Dalam pembuatan makalah ini agar si pembaca dapat mengetahui dan memahami klasifikasi pengeluaran negara

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pengeluaran Negara
Pengeluaran negara diartikan sabagai pengeluaran pemerintah dalam arti yang seluas-luasnya, tergantung pada macam dan sifat dari pengeluaran pemerintah tersebut.Pengeluaran negara merupakan pengeluaran untuk membiayai kegiatan-kegiatan pada suatu negara dalam rangka menjalankan fungsinya mewujudkan kesejahteraan rakyat.

B.     Klasifikasi Pengeluaran Negara
Menurut Suparmoko (1996) pengeluaran negara dapat dinilai dari berbagai segi dan dapat dibedakan menjadi empat klasifikasi :
1.      Pengeluaran pemerintah merupakan investasi untuk menambah kekuatan dan ketahanan ekonomi di masa yang akan datang
2.      Pengeluaran pemeritah langsung memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
3.      Pengeluaran pemerintah merupakan pengeluaran yang akan datang.
4.      Pengeluaran pemerintah merupakan sarana penyedia kesempatan kerja lebih banyak dan penyebaran daya beli yang lebih luas.

Berdasarkan penilaian tersebut, Suparmoko (1996) membedakan pengeluaran pemerintah menjadi lima pengeluaran, yaitu :
1.      Pengeluaran negara yang bersifat self-liquidating (yang mampu memberikan keuntungan), yakni pengeluaran negara yang berupa pemberian jasa kepada masyarakat, sehingga nantinya akan mendapat pembayaran kembali dari masyarakat dari barang atau jasa yang diberikan BUMN kepada masyarakat. Ini berarti dengan adanya BUMN, maka negara harus mengeluarkan biaya tetapi nantinya akan mendapat hasil juga. Contohnya pengeluaran untuk jasa negara atau untuk proyek-proyek produktif barang ekspor.
2.      Pengeluaran negara yang bersifat reproduktif 
    Artinya mewujudkan keuntungan-keuntungan ekonomis bagi masyarakat,dimana dengan naiknya tingkat penghasilan dan sasaran pajak yang lain pada akhirnya akan menaikan penerimaan pemerintah. Misalmya pengeluaran untuk bidang pengairan, pertanian, pendidikan, dan kesehatan masyarakat.

3.      Pengeluaran negara yang tidak self liquiditing maupun yang tidak produktif 
    yaitu pengeluaran yang langsung menambah kegembiraan dan kesejahteraan masyarakat. Misalnya, untuk bidang rekreasi, pendirian monument, objek -objek pariwisata dan sebagainya. Hal ini dapat juga menaikkan penghasilan dalam kaitannya jasa-jasa tadi.
4.      Pengeluaran negara yang secara langsung tidak produktif dan merupakan pemborosan, 
     misalnya untuk pembiayaan pertahanan atau perang meskipun pada saat pengeluaran terjadi penghasilan yang menerimanya akan naik.
2          5.  Pengeluaran negara yang merupakan penghematan di masa yang akan datang.
                 Misalnya pengeluaran untuk anak-anak yatim piatu. Jika hal ini tidak dijalankan sekarang,
             kebutuhan-kebutuhan pemeliharaan bagi mereka di masa yang akan datang pasti akan lebih besar.
 
Berdasarkan tujuannya pengeluaran pemerintah dibedakan dalam dua klasifikasi, yaitu :
1   1. Pengeluaran rutin
       Adalah anggaran yang disediakan untuk menyelenggarakan tugas umum pemerintahan dan pelaksanaan pembangaunan. Pengeluaran ini meliputi belanja pegawai, belanja barang, berbagai sudsidi (subsidi daerah dan subsidi harga barang), angsuran dan bunga utang pemerintah, serta jumlah pengeluaran lain. Anggaran pengeluaran rutin memegang peran penting untuk menunjang kelancaran mekanisme sistem pemerintahan serta upaya peningkatan efisiensi dan produktivitas, yang pada gilirannyamenunjang tercapainya sasaran dan tugas setiap tahap pembangunan. Penghematan dan efisiensi tersebut antara lain diupayakan melalui pinjaman alokasi pengeluaran rutin, pengendalian dan koordinasi pelaksanaan pembelian barang dan jasa kebutuhan departemen/non lembaga/non departemen, dan pengurangan berbagai acam subsidi secara bertahap.
2 2. Pengeluaran pembangunan
         Merupakan pengeluaran yang betujuan untuk pembiayaan proses perubahan, yang merupakan      kemajuan dan perbaikan menuju arah yang ingin dicapai. Pengeluaran pembangunan bersifat menambah modal masyarakat baik dalam bentuk pembangunan fisik maupun non fisik. Pengeluaran pembangunan juga ditujukan untuk membiayai program-program pembangunan sehingga anggarannya selalu disesuaikan dengan dana yang berhasil dimobilisasi. Dana tersebut kemudian dialokasikan pada berbagai bidang sesuai dengan prioritas yang telah direncanakan.
Klasifikasi sub bab pemerintah dalam perekonomian , yaitu :
1.    Kegiatan dalam mengalokasikan factor-faktor produk barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat. Jadi kegiatan ini untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan individu maupun masyarakat yang secara efektif tidak dapat dipuaskan oleh mekanisme pasar.
2.    Kegiatan dalam mengadakan redistribusi pendapatan atau mentransfer penghasilan, sehingga memberikan koreksi terhadap distribusi penghasilan yang ada dalam masyarakat.
3.    Kegiatan menstabilisasika perekonomian yatu dengan menggabungkan policy moneter dan policy yang lain, seperti policy viskal dan perdagangan untuk meningkatkan atau mengurangi besarnya permintaan agregat, sehingga dapat mempertahankan fuel employment dan menghindari inflasi maupun deflasi.
4.    Kegiatan yang mempercepat pertumbuhan ekonomi, untuk meningkatkan standar hidup penduduk pada tingkat yang layak dan mencapai kesejahteraan ekonomi yang lebih baik.

Klasifikasi pengeluaran negara sesuai APBN, sebagai berikut :
1.      Belanja
a.       Belanja Rutin
Adalah belanja negara untuk pemeliharaan atau untuk penyelenggaraan pemerintah sehingga bersifat rutin dilakukan setiap tahun anggaran. Serta bersifat konsumtif yang berarti manfaatnya hanya untuk tahun anggaran yang bersangkutan.
b.      Belanja Pembangunan
Adalah belanja yang tidak bersifat rutin da tidak bersifat konsumtif tetapi merupakan belanja yang bersifat investasi sehingga manfaatnya di masa yang akan datang. Belanja pembangunan disebut juga belanja proyek.
2.      Pembayaran kewajiban negara / tagihan-tagihan dari pihak ketiga ( pembayaran hutang )

Dalam melaksanakan pengeluaran negara menyangkut berbagai perubahan dan penyesuaian yang telah dilakukan dengan penyesuain-penyesuain tersebut, Oleh karena itu, belanja negara menurut klafisikasi ekonomi (jenis belanja negara) terdiri atas :
1.      Belanja pegawai
2.      Belanja barang
3.      Belanja modal
4.      Pembayaran bunga utang
5.      Subsidi
6.      Hibah
7.      Bantuan sosial, dan
8.      Belanja lain-lain.

MAKALAH PENGELUARAN NEGARA

Semoga bermanfaat bagi kalian teman, salam ...........


Artikel Saya Lainya Klik:  

0 comments

Post a Comment