AGLOMERASI
Aglomerasi adalah pemusatan atau pengelompokan suat fenomena dipermukaan bumi. Aglomerasi bnerkaitan dengan kecenderungan terhadap pemusatan suat fenomena pada wilayah yang relatif sempit dan menguntungkan. Biasanya aglomerasi terjadi dikawasan pusat kota yang menjadipusat pertumbuhan. Secara garis besar aglomerasi dapat diartikan sebagai tidak lebih dari sekumpulan kluster industri.
Teori mengenai aglomerasi dapat digolongkan dalam perspektif klasik dan moderen. Persepektif
moderen menunjukkan perkembangan lebih lanjut dari teori klasik mengenai
aglomerasi. Pada konteks ini, tiga jalur pemikiran dapat diidentifikasi.
Pertama, teori-teori baru mengenai eksternalitas dinamis (dynamic
externalities). Kedua, aliran pertumbuhan perkotaan. Ketiga, paradigma berbasis
biaya transaksi.
·
Perspektif Klasik
Perspektif klasik percaya bahwa
aglomerasi merupakan suatu bentuk spasial dan diasosiasikan dengan konsep
“penghematan akibat aglomerasi” (economies of agglomeration) melalui konsep
eksternalitas. Para pendukung perspektif ini telah meletakkan dasar-dasar model
mikro mengenai eksternalitas akibat adanya skala ekonomis. Namun begitu, konsep
aglomerasi merupakan “catch-all concept” yang masih sangat sulit untuk diukur
dalam studi empiris. Belakangan jalur pemikiran ini ditindaklanjuti dengan
berbagai studi empiris yang mencoba menganalis dan mengestimasi besarnya skala
ekonomis. Pendekatan lain adalah mengkaitkan aglomerasi sebagai bentuk spasial
dengan konsep “penghematan aglomerasi” melalui konsep eksternalitas.
Penghematan eksternal merupakan
pengurangan biaya yang terjadi akibat aktivitas di luar lingkup perusahaan atau
pabrik. Sebagaimana halnya suatu perusahaan dapat mencapai penghematan biaya
secara internal dengan memperluas produksi atau meningkatkan efisensi, suatu
atau beberapa industri dapat memperoleh penghematan eksternal dengan
ber-aglomerasi secara spasial. Penghematan biaya terjadi berkat adanya
perusahaan-perusahaan dalam industri yang sama bersaing satu sama lain dalam
memperoleh pasar atau konsumen. Penghematan juga terjadi karena adanya tenaga
terampil dan bahan baku dalam daerah tersebut, yang menopang jalannya usaha
perusahaan.
o Penghematan
Lokalisasi dan Urbanisasi
Penghematan
Lokalisasi, Terbentuknya penghematan eksternal dari aglomerasi dapat di lihat dari
sisi yang melibatkan biaya dan penawaran.. Jika input yang dibutuhkan suatu
perusahaan memiliki karakteristik yang berbeda-beda, maka kebutuhan untuk
input-input tersebut dapat diperoleh secara efisien dengan menciptakan suatu
kluster, dimana perusahaan penyedia input tersebut berada dalam suatu wilayah.
Penghematan
Urbanisasi, Proses dalam menjelaskan aktivitas kluster di lihat dari beberapa segi
dapat lebih kompleks. Perhatian secara detail mengenai aktivitas kluster yang
besar memperlihatkan bahwa ketika suatu perusahaan (contoh: perusahaan pembuat
kancing) menjadi terspesialisasi dalam bidangnya di dalam suatu wilayah, maka
bidang-bidang lain yang mempunyai kaitan erat dalam proses produksi juga sangat
dibutuhkan.
·
Perspektif Modern
Kelemahan
mendasar penggolongan penghematan aglomerasi versi klasik adalah tidak
diperhitungkan berbagai biaya yang hendak diminimalkan oleh perusahaan. Ini
disebabkan adanya dua fenomena yang sering dijumpai dalam praktek namun tidak
mampu dijelaskan oleh paradigma yang ada. Pertama, banyak perusahaan memiliki
sedikit, atau bahkan tidak memiliki kaitan transaksi dengan
perusahaan-perusahaan lokal pada industri yang sama kendati terdapat kluster
industri yang kuat di daerah itu. Kedua, banyak perusahaan yang hanya memiliki
sedikit, atau bahkan tidak memiliki kaitan transaksi sama sekali dengan
perusahaan lain ataupun rumah tangga dalam daerah yang sama (biasanya
perkotaan) kendati daerah tersebut memiliki berbagai kluster industri.
o Eksternalitas
Dinamis
Pada
awalnya, teori mengenai aglomerasi memberikan analisisnya secara statik.
Industri atau perusahaan cenderung untuk berlokasi dalam wilayah yang
berdekatan dan menciptakan suatu kuster. Biasanya hal yang dianalisis ialah
mengenai pola dari konsentrasi dan lokasi dari industri yang bersangkutan,
bukannya proses dinamis dari pertumbuhan dalam industri yang ter-aglomerasi.
Teori-teori baru mengenai eksternalitas dinamis percaya bahwa akumulasi
informasi pada suatu lokasi tertentu akan meningkatkan produktivitas dan
kesempatan kerja. Pendekatan ini menjelaskan secara bersamaan bagaimana
kota-kota terbentuk dan mengapa mereka tumbuh. Eksternalitas dinamis versi
Marshall-Arrow-Romer (MAR) menekankan pada pentingnya transfer pengetahuan
(knowledge spillovers) antar perusahaan dalam suatu industri, yang diperoleh
melalui komunikasi yang terus berlangsung antar perusahaan lokal dalam industri
yang sama.
Jacobs, di
lain pihak, percaya bahwa sumber transfer pengetahuan yang paling penting
berasal dari “luar” industri inti. Industri pakaian dalam wanita, sebagai
contoh, tumbuh dari inovasi para desainer pakaian dan bukan dari industri
pakaian dalam wanita itu sendiri.
o Paradigma
Pertumbuhan Kota
Pertumbuhan
kota ternyata meliputi berbagai faktor yang lebih kompleks daripada sekedar
penghematan aglomerasi. Teori skala kota yang optimum menggambarkan ekuilibrium konfigurasi spasial
dari aktivitas ekonomi sebagai hasil tarik menarik antara kekuatan sentrifugal
dan sentripetal. Pertumbuhan kota juga cenderung meningkatkan harga tanah
secara riil karena jumlahnya tidak bertambah.
o Analisis
Berbasis Biaya Transaksi
Ronald Coase adalah pengembang dari
analisis biaya transaksi dimana diterangkan bahwa biaya transaksi tidak hanya
mempengaruhi penyusunan kontrak tetapi juga mempengaruhi barang dan jasa yang
diproduksi. Analisis biaya transaksi merupakan paradima yang cukup bermanfaat
dalam menganalisis fenomena ekonomi tertentu, khususnya dikaitkan dengan analisis
aglomerasi. McCann pada tahun 1995 menawarkan suatu teori aglomerasi moderen
berdasarkan analisis biaya transaksi . Ia memberikan beberapa alternatif
definisi atas berbagai jenis penghematan aglomerasi dengan menarik suatu
perbedaan yang fundamental antara biaya yang terjadi untuk mengatasi masalah
“jarak” atau “ruang”, dengan biaya yang mucul karena berlokasi pada suatu titik
ruang.
Analisis di atas sangat relevan dalam analisis
pengelompokan industri secara spasial terutama untuk industri skala besar dan
sedang , dimana biaya transaksi memegang peranan penting dalam keputusan suatu
perusahaan.
Oleh: Ari Krisdarmadi
Artikel Saya Lainya Klik:
0 comments
Post a Comment