Wednesday, January 9, 2019

Apa Itu Aglomerasi? |Pengertian dan Perspektif Aglomerasi|



AGLOMERASI


Chicago, Big City, The Centre Of

Aglomerasi adalah pemusatan atau pengelompokan suat fenomena dipermukaan bumi. Aglomerasi bnerkaitan dengan kecenderungan terhadap pemusatan suat fenomena pada wilayah yang relatif sempit dan menguntungkan. Biasanya aglomerasi terjadi dikawasan pusat kota yang menjadipusat pertumbuhan. Secara garis besar aglomerasi dapat diartikan sebagai tidak lebih dari sekumpulan kluster industri. 
Teori mengenai aglomerasi dapat digolongkan dalam perspektif klasik dan moderen. Persepektif moderen menunjukkan perkembangan lebih lanjut dari teori klasik mengenai aglomerasi. Pada konteks ini, tiga jalur pemikiran dapat diidentifikasi. Pertama, teori-teori baru mengenai eksternalitas dinamis (dynamic externalities). Kedua, aliran pertumbuhan perkotaan. Ketiga, paradigma berbasis biaya transaksi.

·         Perspektif Klasik
Perspektif klasik percaya bahwa aglomerasi merupakan suatu bentuk spasial dan diasosiasikan dengan konsep “penghematan akibat aglomerasi” (economies of agglomeration) melalui konsep eksternalitas. Para pendukung perspektif ini telah meletakkan dasar-dasar model mikro mengenai eksternalitas akibat adanya skala ekonomis. Namun begitu, konsep aglomerasi merupakan “catch-all concept” yang masih sangat sulit untuk diukur dalam studi empiris. Belakangan jalur pemikiran ini ditindaklanjuti dengan berbagai studi empiris yang mencoba menganalis dan mengestimasi besarnya skala ekonomis. Pendekatan lain adalah mengkaitkan aglomerasi sebagai bentuk spasial dengan konsep “penghematan aglomerasi” melalui konsep eksternalitas.
Penghematan eksternal merupakan pengurangan biaya yang terjadi akibat aktivitas di luar lingkup perusahaan atau pabrik. Sebagaimana halnya suatu perusahaan dapat mencapai penghematan biaya secara internal dengan memperluas produksi atau meningkatkan efisensi, suatu atau beberapa industri dapat memperoleh penghematan eksternal dengan ber-aglomerasi secara spasial. Penghematan biaya terjadi berkat adanya perusahaan-perusahaan dalam industri yang sama bersaing satu sama lain dalam memperoleh pasar atau konsumen. Penghematan juga terjadi karena adanya tenaga terampil dan bahan baku dalam daerah tersebut, yang menopang jalannya usaha perusahaan.

o   Penghematan Lokalisasi dan Urbanisasi
Penghematan Lokalisasi, Terbentuknya penghematan eksternal dari aglomerasi dapat di lihat dari sisi yang melibatkan biaya dan penawaran.. Jika input yang dibutuhkan suatu perusahaan memiliki karakteristik yang berbeda-beda, maka kebutuhan untuk input-input tersebut dapat diperoleh secara efisien dengan menciptakan suatu kluster, dimana perusahaan penyedia input tersebut berada dalam suatu wilayah.
Penghematan Urbanisasi, Proses dalam menjelaskan aktivitas kluster di lihat dari beberapa segi dapat lebih kompleks. Perhatian secara detail mengenai aktivitas kluster yang besar memperlihatkan bahwa ketika suatu perusahaan (contoh: perusahaan pembuat kancing) menjadi terspesialisasi dalam bidangnya di dalam suatu wilayah, maka bidang-bidang lain yang mempunyai kaitan erat dalam proses produksi juga sangat dibutuhkan.

·         Perspektif Modern
Kelemahan mendasar penggolongan penghematan aglomerasi versi klasik adalah tidak diperhitungkan berbagai biaya yang hendak diminimalkan oleh perusahaan. Ini disebabkan adanya dua fenomena yang sering dijumpai dalam praktek namun tidak mampu dijelaskan oleh paradigma yang ada. Pertama, banyak perusahaan memiliki sedikit, atau bahkan tidak memiliki kaitan transaksi dengan perusahaan-perusahaan lokal pada industri yang sama kendati terdapat kluster industri yang kuat di daerah itu. Kedua, banyak perusahaan yang hanya memiliki sedikit, atau bahkan tidak memiliki kaitan transaksi sama sekali dengan perusahaan lain ataupun rumah tangga dalam daerah yang sama (biasanya perkotaan) kendati daerah tersebut memiliki berbagai kluster industri.
o   Eksternalitas Dinamis
Pada awalnya, teori mengenai aglomerasi memberikan analisisnya secara statik. Industri atau perusahaan cenderung untuk berlokasi dalam wilayah yang berdekatan dan menciptakan suatu kuster. Biasanya hal yang dianalisis ialah mengenai pola dari konsentrasi dan lokasi dari industri yang bersangkutan, bukannya proses dinamis dari pertumbuhan dalam industri yang ter-aglomerasi. Teori-teori baru mengenai eksternalitas dinamis percaya bahwa akumulasi informasi pada suatu lokasi tertentu akan meningkatkan produktivitas dan kesempatan kerja. Pendekatan ini menjelaskan secara bersamaan bagaimana kota-kota terbentuk dan mengapa mereka tumbuh. Eksternalitas dinamis versi Marshall-Arrow-Romer (MAR) menekankan pada pentingnya transfer pengetahuan (knowledge spillovers) antar perusahaan dalam suatu industri, yang diperoleh melalui komunikasi yang terus berlangsung antar perusahaan lokal dalam industri yang sama.
Jacobs, di lain pihak, percaya bahwa sumber transfer pengetahuan yang paling penting berasal dari “luar” industri inti. Industri pakaian dalam wanita, sebagai contoh, tumbuh dari inovasi para desainer pakaian dan bukan dari industri pakaian dalam wanita itu sendiri.
o   Paradigma Pertumbuhan Kota
Pertumbuhan kota ternyata meliputi berbagai faktor yang lebih kompleks daripada sekedar penghematan aglomerasi. Teori skala kota yang optimum  menggambarkan ekuilibrium konfigurasi spasial dari aktivitas ekonomi sebagai hasil tarik menarik antara kekuatan sentrifugal dan sentripetal. Pertumbuhan kota juga cenderung meningkatkan harga tanah secara riil karena jumlahnya tidak bertambah.
o   Analisis Berbasis Biaya Transaksi
Ronald Coase adalah pengembang dari analisis biaya transaksi dimana diterangkan bahwa biaya transaksi tidak hanya mempengaruhi penyusunan kontrak tetapi juga mempengaruhi barang dan jasa yang diproduksi. Analisis biaya transaksi merupakan paradima yang cukup bermanfaat dalam menganalisis fenomena ekonomi tertentu, khususnya dikaitkan dengan analisis aglomerasi. McCann pada tahun 1995 menawarkan suatu teori aglomerasi moderen berdasarkan analisis biaya transaksi . Ia memberikan beberapa alternatif definisi atas berbagai jenis penghematan aglomerasi dengan menarik suatu perbedaan yang fundamental antara biaya yang terjadi untuk mengatasi masalah “jarak” atau “ruang”, dengan biaya yang mucul karena berlokasi pada suatu titik ruang.
Analisis di atas sangat relevan dalam analisis pengelompokan industri secara spasial terutama untuk industri skala besar dan sedang , dimana biaya transaksi memegang peranan penting dalam keputusan suatu perusahaan.


Oleh: Ari Krisdarmadi

Artikel Saya Lainya Klik:  



0 comments

Post a Comment